INILAH AKU, SAYA DAN ME

Jumat, 22 Januari 2010

PERPUSTAKAAN, AKSES ILMU BENARKAN MAHASISWA KITA KETINGGALAN GERBONG ?

PERPUSTAKAAN, AKSES ILMU
BENARKAN MAHASISWA KITA KETINGGALAN GERBONG ?

Satu hal yang menjadi minat saya pertama kali datang untuk ke perpus adalah mencari referensi untuk membuat makalah tentunya, ini dulu sebelum saya mengerti benar makna buku itu sendiri bagi pola pikir dan masa depan saya kelak. Woww... makna dan strategi hidup saya menjadi berubah 500% , sesuatu yang asik dan menyenangkan rupanya untuk berlama-lama di perpustakaan. Bukan seperti ketika sekolah dulu, pergi ke perpus karena pengen duduk-duduk santai saja, atau numpang baca koran saja,he...Ketika dipascasarjana seharusnya memiliki cara pandang yang berbeda dan pola kerja yang lebih canggih, tidak seperti anak sekolahan dong,he.

Melihat perpustakaan yang dimiliki oleh pascasarjana IAIN Surabaya, awalnya memiliki kesan bagus dan lumayan besar bila dibandingkan dengan perpus kampus saya waktu kuliah sarjana dulu. Koleksi buku yang dimiliki rupanya cukup banyak, berbahasa arab dan inggris karena memang seharusnya demikian untuk menambah pengetahuan keilmuwan dari penulis luar negeri. Agar pengetahuan yang didapat tidak hanya berputar di indonesia saja dan kurang memiliki data primer untuk menulis makalah atau tesis kelak.

Namun adakalanya cukup menyedihkan jika beberapa buku yang menjadi bacaan wajib kuliah tidak diketemukan didalam rak buku perpus. Dicari dalam katalog yang "terkomputerisasi" tidak ada juga, apakah memang tidak ada buku tersebut, sedikit membuat kesal sebenarnya. Tetapi keunggulan mahasiswa indonesia adalah sangat kreatif, tidak ada rotan ,akarpun jadi. he..
Selama semester satu ini , cukup banyak buku-buku yang sempat saya baca, termasuk juga buku di luar mata kuliah wajib itu. Kebetulan memang dari kecil suka baca, jadi tidak ada masalah untuk membaca setebal apapun buku itu, terlebih ada pertanyaan dalam otak yang belum terjawab sampai selesai lembar terkahir buku tersebut, maka tidak heran bila membaca sampai larut bahkan sampai pagi jika badan lagi fit adalah hal biasa. Sedikit terinspirasi oleh mahasiswa HARVARD yang memiliki semangat membaca luar biasa.
Tetapi di kampus indonesia, sepertinya jarang budaya membaca seperti itu. Atau saya yang belum tahu saja mungkin.

Ada keluhan saya kepada para dosen pengajar, menganai buku-buku primer yang tidak ada di perpustakaan, mengingat seharusnya pasca memiliki sumber buku yang lengkap dan memadai untuk menunjang setiap mahasiswa dalam mengakses sumber bacaan dan pengetahuan. Jika dibandingkan dengan universitas dunia lainnya perguruan tinggi di indonesia tertinggal sangat jauh rupanya, kita memiliki buku-buku dikisaran 8000 sampai 10.000 judul buku, tetapi di universitas diluar negeri memiliki jutaan buku dalam perpustkaannya.

Maka tidak heran jika dilihat dari kualitas lulusan indonesia kalah dibandingkan mereka yang alumni luar negeri. Kalah kemampuan berbahasa, kalah pengetahuan , kalah pengalaman , dan kalah akses informasi intelektual, dan yang terkhir kalah pekerjaan,he..
Maka berkali-kali dalam diskusi kelas , saya utarakan kepada para dosen pengajar mengenai masalah buku yang sangat minim tadi. Apalagi bidang islamic studis seharusnya kita yang muslim memiliki sumber yang lebih lengkap, tetapi faktanya mereka yang non-muslim malah memiliki buku-buku islamic studis yang lengkap malah dari berbagai bahasa.

Sebagai catatan saja, di Jerman ada universitas tertua yang memiliki jurusan islamic studis dengan guru besar dibidang islamic studis yang handal juga, dan mereka non-muslim tentunya. Anehnya mereka ahli benar berbahasa arab dan juga hafal hadis atau al qur'an tentunya, luar biasa. Perpustkaan mereka memilliki koleksi yang sangat lengkap sekali, bahkan kitab-kitab klasik pada abad pertengahan saja mereka koleksi dalam perpustakaannya. Bahkan manuskrip-manuskrip langka mereka juga memiliki lengkap sekali, dan anehnya BELUM ADA UNIVERSITAS / INSTITUT ISLAM di Indonesia yang memiliki manuskrip semacam itu.

Saya pernah berkelakar ketika mempresentasikan makalah saya ketika mata kuliah Filsafat Ilmu, yang cukup bagus ketika itu. Ada perdebatan di kelas dan masih saya ingat, ketika saya menunjukkan beberapa referensi buku yang saya gunakan untuk mengkritik Lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia dalam hal ini UIN, IAIN, STAIN dan perguruan tinggi islam tentunya. Ada masalah besar di dalam model pengelolaan perguruan tinggi itu sekarang ini, baik menyangkut bidang keilmuwan dan pengelolaan manajemen yang seharusnya bisa di upgrade dengan modernisasi tanpa meninggalkan ruh semangat keislaman itu sendiri.
Saat itu saya menunjukkan sebuah buku, mengenai Hasil Konferensi Islamisasi Ilmu yang diadakan di Mekkah, buku itu merupakan kumpulan kertas kerja pada konferensi itu. Sambil mengangkat buku tersebut , saya bilang," Saya menemukan buku ini, diantara tumpukan buku diperpustkaan, dan nampakny tidak banyak yang berminat terhadap buku ini, karena tanggal terakhir sebelum saya pinjam adalah sekitar tiga tahun yang lalu, sambil saya perlihatkan nota dalam buku tersebut," jelas saya .
Apa artinya hal itu, bahwa memang benar jika sudah dilengkapi buku-buku diperpustakaan maka masalah akses sumber primer buku akan teratasi, ternyata tidak. Karena ada satu masalah lagi disini yaitu budaya membaca yang masih kurang dari para mahasiswa, apalagi saya lihat beberapa literatur bahasa inggris jarang yang memakai, kecil prosentasenya jika dibandingkan yang berbahasa arab atau lebih-lebih bahasa indonesia. Padahal banyak informasi bagus dan lengkap di buku-buku berbahasa inggris itu.
Sekali saya lihat buku bagus, di dalam rak pemikiran apa teologi sedikit lupa, buku tersebut berbahasa jerman rupanya dan kelihatan masih bagus, mungkin baru atau memang tidak pernah dipinjam ya,he..walaupun tidak bisa berbahasa jerman, sedikit-sedikit mulai tertarik dengan kata-kata dalam bahasa jerman,he..

Semoga ketika lulus dari pascasarjana bisa menambah kemampuan bahasa jerman, memantapkan bahasa inggris dan memfasihkan bahasa arab tentunya.
Sebab, ada kata-kata dalam sebuah buku yang saya ingat sampai sekarang, "KEMAMPUAN ILMUKU, ADALAH SEBANYAK BAHASA YANG AKU KUASAI". makanya jadi terinspirasi,hehehe....

Di masa depan saya berharap pascasarjana IAIN Surabaya mampu menjadi sekelas pascasarjana di HARVARD, MCGILL, STANFORD, SORBONE, MIT, UCLA dan masuk dalam jajaran universitas terbaik di dunia, amin...

Untuk mahasiswa pascasarjana IAIN Surabaya ; salam super,hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar